Bertolaklah anakku, bertolaklah !
Anakku telah bertolak melepaskan dermaga
dengan air mata menangis sebelum sempat mengenal sedih
ketika gema azan lelaki tua yang parau dengan kabut
menyentuh nama-nama tercecer dalam tidur
ketika bermimpi di ranjang surga

bertolaklah anakku, bertolaklah !
tidak seperti lancang (kapal), dermaga bukan satu-satunya penambat
tempat kita bertolak menuju laut
seperti matahari tak pernah kembali meskipun esok pagi tersenyum disini

bertolaklah anakku, bertolaklah
jadikan nahkoda kapal hatimu, jangan tergoda birunya laut
pandanglah ombak menghempas tebing
jangan bercermin di jernihnya laut
pembawa wajahmu hanyut terombang ambing

bertolaklah anakku, bertolaklah !
pas kapal telah disyairkan tak ada kesedihan terkisah, berkayuhlah
jangan ciptakan ombak oleh dayungmu
ketenangan laut harapan nelayan merindukan ikan

bertolaklah anakku, bertolaklah
tak ada perpisahan buat kita
karena kita sama-sama berangkat menuju laut yang sama
dari dermaga yang lain (erm)

>> >> >>>(kira-kira seperti itulah pesannya, sebelum dia pergi meninggalkan kami 07081950-25082002)